Selasa, 08 Januari 2013

ARTI KATA-KATA DALAM BAHASA BATAK

  1. Aku   =  Au

  2. Ambil = Buat

  3. Ayam = Manuk

  4. Air     = Mual

  5. Berat   = Borat

  6. Belum = Dang do pe

  7. Baju   = Baju

  8. Biar   = lok ma

  9. Bawak  = Boan

  10. Buat   = Baen

  11. Buat    = To

  12. Banyak = Gok 

  13. Beda  = Dang songoni

  14. Begini  = Songonon

  15. Cuman = Holan

  16.  Jangan = Unang


Senin, 07 Januari 2013

Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Anak

Motivasi yang diberikan orang tua terhadap anak-anaknya merupakan salah satu faktor pengaruh yang cukup penting dalam menunjang perkembangan dan keberhasilan anak. Sering saya mendengar pertanyaan tentang “Bagaimana Anda memotivasi anak agar mau melakukan sesuatu?” Kebanyakan dari orang tua memang ingin tahu “trik sulap” seperti apa yang bisa dilakukan untuk memotivasi anak-anak mereka sehingga bisa berhasil, menjadi anak baik, sehat, dan menyenangkan.
Saya pikir hal itu juga merupakan bagian dari yang diinginkan anak-anak, yang menginginkan diri mereka untuk berada “dalam zona”, di mana semuanya mudah dan memberikan perasaan yang menyenangkan. Dalam hal ini berarti baik anak-anak maupun orang tua sama-sama memiliki keinginan seperti itu, hanya saja dalam cara pandang masing-masing yang kemungkinan besar saling berbeda.
Hal paling utama dalam memberikan motivasi itu adalah hasil yang diinginkan. “Apakah Anda ingin anak-anak Anda melakukan sesuatu yang mereka inginkan ataukah sesuatu yang Anda inginkan?”
Pertanyaan ini penting diajukan mengingat pilihan pertamanya adalah memotivasi, tetapi yang lainnya bukan. Jika Anda ingin anak-anak Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda inginkan, berarti Anda mencoba memanipulasi mereka, artinya Anda perlu trik manipulasi motivasi. Tetapi jika Anda ingin mendorong anak-anak Anda melakukan sesuatu yang mereka inginkan, Anda cukup melakukan trik motivasi. Banyak orang tua tidak membedakan antara keduanya. Mereka merasa bahwa karena mereka memiliki “niat baik”, akhirnya mereka mencampur-adukan keduanya, padahal manipulasi adalah formula lain yang bisa menimbulkan bencana hubungan orangtua-anak.
Jika Anda ingin memotivasi anak-anak Anda, hal utama yang perlu Anda lakukan adalah mengetahui apa yang anak-anak Anda inginkan. Satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang mereka inginkan adalah dengan bertanya. Banyak orang tua berpikir bahwa mereka tahu apa yang anak-anak mereka inginkan, tanpa bertanya terlebih dahuu. Ada yang mengatakan mereka masih kecil, ada yang mengatakan mereka belum mengerti apa yang mereka inginkan, dan ada pula yang takut anak-anak mereka akan dipengaruhi orang lain, tapi sebenarnya keinginan anak-anak Anda adalah bahan utama dalam keberhasilan hidup mereka, terlepas apakah mereka masih kecil, bingung, ataupun banyak dipengaruhi.
Tugas untuk mencari tahu apa yang anak Anda pikirkan dan inginkan akan jauh lebih mudah ketika mereka masih kecil. Alasannya karena pada usia ini imajinasi mereka tidak terbatas dan mereka membiarkan diri mereka menginginkan hal-hal besar secara bebas serta senang mengekspresikan keinginan dan impian mereka.
Ekspresi diri adalah keterampilan lain yang juga penting, yang menunjukkan bahwa anak-anak (atau siapapun) berhak untuk bahagia dan sukses. Kebalikan dari ekspresi diri adalah frustrasi, dan memotivasi anak yang frustrasi adalah salah satu tugas paling menantang bagi orang tua, bahkan akan terasa sulit dan berat pada kelompok usia anak tertentu.
Sebagian anak memang ada yang bisa leluasa mengatakan apa yang diinginkannya. Akan tetapi sebagian besarnya merasa tidak yakin, bingung, dan mereka lebih nyaman mengatakannya hanya ketika ditanya orang tuanya.
Pada sebagian besar kasus, memang sering terjadi pertentangan antara apa yang diinginkan anak dengan keinginan orang tua. Manakala pertentangan ini terjadi, tentu solusi terbaiknya adalah dengan mendiskusikannya sehingga hal itu tidak menjadi permasalahan yang berlarut-larut yang boleh jadi akan mengganggu hubungan orang tua-anak. Namun bagaimanapun, orang tua yang bijak tentu akan lebih mengedapankan keinginan anaknya selama hal itu baik dan positif dari berbagai segi. Dan di sisi lain, anak-anak yang telah cukup mampu memahami, tentu bisa saja lebih menuruti keinginan orang tuanya daripada memaksakan kehendak dirinya.
Setelah adanya kesepahaman ini, barulah motivasi dari orang tua akan memberi pengaruh dan berguna. Tanpa adanya titik temu dari kedua belah pihak, tentu motivasi apapun yang diberikan tidak akan memberikan hasil yang optimal, bahkan tidak berpengaruh sama sekali.

 
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapatmenumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.Selama ini kebanyakan motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten kurang, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa dalammenerima pelajaran akuntansi di kelas. Selain itu masih ada siswa yang terlambatmengerjakan tugas, tidak memiliki kelengkapan belajar akuntansi misalnya: kalkulator, penggaris.Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuansekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan danwawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalammenyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelasatau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto,2003:96)Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalammenyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Mata pelajaran akuntansiadalah mata pelajaran yang membutuhkan kasabaran, kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah sajatetapi harus memilih metode yang dapat melatih siswa belajar, misalnya dengan diskusi, praktek komputer akuntansi, memperbanyak latihan mengerjakan soal. Selama ini guru didalam menyampaikan materi pelajaran akuntansi dengan ceramah secara lisan dandengan menjelaskan materi di papan tulis.Selain faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan.Lingkungan merupakan suatu komponen sistemyang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan.Dalam penelitian ini kondisilingkungan sekolah dan keluarga menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengankehidupan sehari-hari siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolahadalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilaikehidupan ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahanayang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasiseorang siswa (Tu’u, 2004:18)Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar.Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Karanganom yang letaknya sangat dekat dengan jalan raya menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar agak terganggu selain itu buku pelajaran akuntansi yang tersedia di perpustakaan yang digunakan dalam pelajarankurang lengkap.Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak 
 
untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga.Perjumpaan dan interaksi tersebutsangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang (Tu’u,2004:16).Seiring dengan perkembangan jaman, dalam kenyataannya tidak terasa telah terdapat pergeseran fungsi dan peranan orang tua terhadap pendidikan anaknya. Kebanyakan paraorang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahalseharusnya orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih, karenawaktu di rumah lebih banyak daripada di sekolah.Mata Pelajaran Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai olehsiswa jurusan IS. Penguasaan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dapat dilihat darikemampuan dalam melakukan pembukuan. Sekolah Menengah Atas Negeri 1Karanganom Klaten mempunyai harapan siswa jurusan Ilmu Sosial (IS) mampumenguasai mata pelajaran akuntansi tetapi yang menjadi kendala adalah mata pelajaranakuntansi dianggap sulit oleh siswa. Mata pelajaran Akuntansi yang diajarkan di SMAmasih bersifat dasar yaitu siklus Akuntansi. Siklus akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran, serta penyusunan laporan keuangan baik didalam perusahaan jasa, dagang maupun koperasi.Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Karanganom Klatenmenunjukkan bahwa nilai-nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran akuntansi belummencapai hasil yang maksimal. Dari 159 siswa sebanyak 90 siswa tuntas dalam belajar dan masih ada 69 siswa belum tuntas.Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yangditetapkan di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten untuk mata pelajaran akuntansi yaitu68.Dari kenyataan tersebut dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa belum cukupoptimal. Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar .Faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berasal dari dalamdiri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapatmempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah faktor metode pembelajaran danfaktor lingkungan.Yang termasuk lingkungan dalam penelitian ini adalah lingkungansekolah dan lingkungan keluarga. Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran, danLingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Karanganom Klaten”1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimanakah motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten?2. Bagaimanakah metode pembelajaran yang digunakan guru akuntansi dalam pembelajaran pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten?3. Bagaimanakah kondisi lingkungan sekolah siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten?4. Bagaimanakah kondisi lingkungan keluarga siswa kelas XI IS SMA Negeri 1
 
Karanganom Klaten?5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar, metode pembelajaran,lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi padasiswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten?1.3 Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten.2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaranakuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten.3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten.4. Untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten.5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar,metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten.1.4 Manfaat PenelitianManfaat yang diharapakan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :1.4.1 Manfaat teoritisa. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangkukuliah1.4.2 Manfaat praktisa. Bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaranakuntansi b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik c. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang tepatsehingga dapat membangkitkan motivasi belajar akuntansi siswanyad. Bagi orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan dukungan danmotivasi terhadap pendidikan anak



Minggu, 06 Januari 2013

12 - 01 - 2013 21th

Tuhan aku berharap kado ulang tahun terindah dari mu Tahun ini...

Seseorang special yang mampu menyanyangiku dengan kasih mu...


Tak perlu terlalu ganteng, ntr banyak di taksir org jd selingkuh dia,,hehehee

Tak perlu terlalu kaya , ntr jadi kaya monyet dia, hehehee

Tak perlu terlalu pintar, ntr dia trus blng aku ngoblokkkkkkkkkkkkk, hehehe


Tapi dia harus jadi luar biasa buat keluarganya dan tentunya buat saaayaaaaaa...


Trimakasih Tuhan..

Amin...

:)

Jumat, 04 Januari 2013

SINOPSIS PENELITIAN III

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT SISWA SMP TUNAS BARU KELAS VII

I.                   LATAR BELAKANG
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting dan merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa banyak mengalami kendala dan hambatan. Lebih- lebih pada mata pelajaran matematika yang menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga mengakibatkan motivasi belajar kurang baik. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang berasal dari siswa,yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan emosi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan itu yang paling berpengaruh adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar dan teman- teman sekelas.
Guru merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa. Sehingga dalam memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan mengoptimalkan pembelajaran. Masalah yang sering dihadapi siswa disekolah masalah  kepribadian guru dan kompetensi, kecakapan mengajar, yang antara  lain mencakup ketepatan pemilihan metode pendekatan, motivasi, improvisasi, serta evaluasi sehingga sampai saat ini mash terdapat banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Orang tua juga harus mampu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana yang menunjang disiplin belajar anak dirumah agar si anak mau mengulang kembali pelajaran dirumah.
II.                RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Adakah hubungan Motivasi belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII terhadap prestasi belajar matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
2.      Adakah hubungan Disiplin belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII Terhadap prestasi belajar Matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
3.      Adakah hubungan Motivasi belajar dan Disiplin Belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII terhadap prestasi belajar matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
III.             TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil peneitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Menciptakan hubungan antara guru dan siswa, orang tua dan siswa melalui Motivasi belajar yang akan diberikan.
2.      Menciptakan Disiplin belajar yang baik bagi siswa khususnya pada mata pelajaran matematika dan secara umum untuk semua mata pelajaran.
Dan adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat teoritis
Mampu memberikan sumbangsi terhadap proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar matematika secara umum.
3.      Manfaat Praktis
Memberi sumbangan bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui Motivasi Belajar Siswa dan disiplin belajar siswa dan memberi masukan bagi siswa bahwa dengan memiliki disiplin belajar yang  baik maka mereka akan mampu mencapai prestasi yang baik pula.

IV.             TINJAUAN/ KAJIAN PUSTAKA
1.      Motivasi Belajar
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri(pribadi) seseorang yang ditandai dengan    timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan, dan ada tiga unsure yang saling berkaitan didalam pembentukan motivasi yaitu : 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energy dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal, 3) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan Pada saat seperti ini peranan orang tua sebagai pendidik utama siswa dirumah adalah bagaimana cara orang tua untuk memotivasi displin belajar anaknya dengan baik.
2.      Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Agus, 1987). Jika dimengerti tentang disiplin tersebut menyebabkan orang menjadi tertekan, beku tidak mempunyai insiatif, dan menimbulkan efek yang negatif, bagi perkembangan jiwa anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa disiplin belajar sebagai suatu proses dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan, seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Degunarso (1986). Proses disiplin belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar. Disiplin belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan.

3. Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar

Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut:
(a) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain.
(b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan.
(c) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik
(d) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman
e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi, 1985). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.
4.  Prestasi Belajar
Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya”. Sedangkan menurut Nurkencana (dalam Ade Sanjaya, 2011), “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”.

V.                METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Ex Post Fakto dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang melalui data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini diarahkan untuk menguji hubungan antara tiga variabel yaitu dua variabel bebas (indenpenden) dan satu variabel terikat (dependen), presepsi keterampilan guru mengajar (X1) dan disiplin belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y).

VI.              BUKU REFERENSI
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta
                  Lubis Shayron.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press
 Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono.2008.Kamus Umum Bahasa Indonesia.      Tanggerang: Scientific Press
   http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/30/prestasi-belajar/

Kamis, 03 Januari 2013

SINOPSIS PROPOSAL PENELITIAN II


Judul    : Keterampilan Guru Mengajar dan Disiplin Belajar   Matematika Siswa.
A.    Latar Belakang Masalah                    
Sebagai seorang guru professional dituntut harus memiliki keterampilan dasar mengajar seperti membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberi penguatan,  keterampilan menggunkan media dan alat pembelajaran, keterampilan menyusun skenario pembelajaran, keterampilan mengadakan variasi belajar, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelolah kelas, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengevaluasi pembelajaran. Selain keterampilan mengajar seorang guru, kedisiplinan belajar dari seorang siswa juga dituntut supaya konsep sederhana yang telah didapat dari sebuah proses pembelajaran dapat dikembangkan  dan lebih disempurnakan lagi. Keadaan yang sering terjadi siswa cenderung malas untuk mengulang pelajarannya dirumah apa lagi untuk mempelajari materi selanjutnya yang akan dibahas.  

B.     Rumusan Masalah                     
Dari uraian-uraian latar belakang  dan identifikasi  masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dinyatakan rumusan masalahnya, yaitu:
1.        Apakah  keterampilan guru mengajar itu sangat urnget dalam dunia pendidikan?
2.        Apakah disiplin belajar merupakan suatu tolak ukur keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan ?

C.    Tujuan Penulisan                    
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah :
Untuk membuktikan apakah  keterampilan guru mengajar dan disiplin belajar memiliki peranan penting untuk mencapai pengertian  pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 UU nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

D.    Manfaat Penulisan                  
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1.      Bagi Guru
Mengingatkan kembali bahwa perlunya seorang guru professional memiliki keterampilan dasar mengajar secara utuh untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.
2.    Bagi Siswa
Mengenali karakteristik seorang guru professional dan memiliki jiwa pendidik sekaligus pengajar serta mengajarkan siswa untuk menanamkan disiplin belajar yang baik agar dapat mencapai semua tujuan pembelajaran.
3.        Bagi Orang Tua
Mengingatkan kembali bahwa tanggung jawab mendidik dan mengajar siswa itu yang utama sekali terletak pada orang tua, dan sukses atau tidaknya seorang siswa dalam proses pembelajaran tergantung disiplin belajar yang diterapkan oleh orang tua dirumah serta motivasi yang telah dilakukan orang tua untuk anaknya.
4.        Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan mengenai masalah yang sering terjadi di dunia pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa.
5.        Bagi Penulis
Menambah pengetahuan sekaligus mengingatkan kembali tanggung jawab dan keterampilan dasar yang harus dimiliki peneliti jika ingin menjadi guru professional.

E.     Materi dan Metodologi Penelitian:
1.      Materi Penelitian
a.  Keterampilan Guru  Mengajar
            Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono (2008:449) mengemukakan bahwa “ Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas’’.
             Dan Burton William cit Usman, Moh User (2006:21) mengemukakan bahwa,  ’Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia  mau belajar’’..
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru mengajar adalah kecakapan seorang guru dalam membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar untuk mencapai tujuan  pembelajaran.
             Usman, User Moh (2006:74) mengemukakan bahwa ada beberapa keterampilan - keterampilan mengajar (teaching skills) yang harus dimiliki seorang guru professional yang dapat dilatihan melalui micro - theaching yang dipelajari waktu kuliah untuk bekal mengajar baik di TK, SD, SMP, SMA yaitu :
1.   Keterampilan bertanya (questioning skllis)
2.   Keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills)
3.   Keterampilan mengadakan variasi (variation skills)
4.   Keterampilan menjelaskan (explaning skills)
5.   Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure)
6.   Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.   Keterampilan mengelolah kelas
8.   Keterampilan mengajar perorangan                                         
b.       Disiplin Belajar
            Disiplin belajar bagi peserta didik adalah hal yang paling sulit untuk dipahami karena merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan prilaku.
Ekosiswoyo dan Rachman (2000:97), disiplin hakikatnya adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan sikap ketaatan, kepatuhan yang di dukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Slameto (2003:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
            Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah suatu sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun dirumah.
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:15) disiplin dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu :
a.       Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi ataupun ganjaran dan hukuman.
b.      Dalam membentuk disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diingikannya.
c.       Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosialnya. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar.
Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000:100-105) ada beberapa faktor yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin yaitu:
a.       Tipe kepemimpinan guru yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya.
b.      Sikap guru yang membiarkan siswa berbuat salah dan lebih mementingkan mata pelajaran dari pada siswanya.
c.       Lingkungan sekolah seperti hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah, pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll
d.      Lingkungan rumah atau keluarga seperti kurang perhatian orang tua, ketidak teraturan, pertengkaran, tekanan, dan sibuk dengan urusan masing-masing.
e.       Lingkungan atau situasi tempat tinggal seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
            Sfochah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang siswa dapat belajar dengan baik dia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut:
a.       Disiplin dalam menepati jadwal belajar
b.      Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda waktu belajar
c.       Disiplin terhadap diri sendiri untuk menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik disekolah seperti menati tata tertib maupun dirumah seperti teratur dalam belajar
d.      Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
e.        
2. Metodologi Penelitian dan Jenis Penelitian  
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Ex Post Fakto dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif.  Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang melalui data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini diarahkan untuk menguji hubungan antara tiga variabel yaitu satu variabel bebas (indenpenden) dan satu variabel terikat (dependen) keterampilan guru mengajar (X1) dengan disiplin belajar (Y1).

DAFTAR PUSTAKA
Lubis Shayron.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press
Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono.2008.Kamus Umum Bahasa Indonesia.  Tanggerang: Scientific Press


NIDN: