Aku = Au
Ambil = Buat
Ayam = Manuk
Air = Mual
Berat = Borat
Belum = Dang do pe
Baju = Baju
Biar = lok ma
Bawak = Boan
Buat = Baen
Buat = To
Banyak = Gok
Beda = Dang songoni
Begini = Songonon
Cuman = Holan
Jangan = Unang
Label
- Cerita Lucu (2)
- Curhat (1)
- Kamus Bahasa Batak (1)
- Kata Bijak (2)
- Kesehatan (1)
- matematika asik (1)
- Motivasi Belajar (2)
- Pendidikan (1)
- puisi (6)
- Tugas Kampus (4)
Selasa, 08 Januari 2013
ARTI KATA-KATA DALAM BAHASA BATAK
Senin, 07 Januari 2013
Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Anak
Motivasi
yang diberikan orang tua terhadap anak-anaknya merupakan salah satu faktor
pengaruh yang cukup penting dalam menunjang perkembangan dan keberhasilan anak.
Sering saya mendengar pertanyaan tentang “Bagaimana Anda memotivasi anak agar
mau melakukan sesuatu?” Kebanyakan dari orang tua memang ingin tahu “trik
sulap” seperti apa yang bisa dilakukan untuk memotivasi anak-anak mereka
sehingga bisa berhasil, menjadi anak baik, sehat, dan menyenangkan.
Saya
pikir hal itu juga merupakan bagian dari yang diinginkan anak-anak, yang
menginginkan diri mereka untuk berada “dalam zona”, di mana semuanya mudah dan
memberikan perasaan yang menyenangkan. Dalam hal ini berarti baik anak-anak
maupun orang tua sama-sama memiliki keinginan seperti itu, hanya saja dalam
cara pandang masing-masing yang kemungkinan besar saling berbeda.
Hal
paling utama dalam memberikan motivasi itu adalah hasil yang diinginkan.
“Apakah Anda ingin anak-anak Anda melakukan sesuatu yang mereka inginkan
ataukah sesuatu yang Anda inginkan?”
Pertanyaan
ini penting diajukan mengingat pilihan pertamanya adalah memotivasi, tetapi
yang lainnya bukan. Jika Anda ingin anak-anak Anda untuk melakukan sesuatu yang
Anda inginkan, berarti Anda mencoba memanipulasi mereka, artinya Anda perlu
trik manipulasi motivasi. Tetapi jika Anda ingin mendorong anak-anak Anda
melakukan sesuatu yang mereka inginkan, Anda cukup melakukan trik motivasi.
Banyak orang tua tidak membedakan antara keduanya. Mereka merasa bahwa karena
mereka memiliki “niat baik”, akhirnya mereka mencampur-adukan keduanya, padahal
manipulasi adalah formula lain yang bisa menimbulkan bencana hubungan
orangtua-anak.
Jika
Anda ingin memotivasi anak-anak Anda, hal utama yang perlu Anda lakukan adalah
mengetahui apa yang anak-anak Anda inginkan. Satu-satunya cara untuk mengetahui
apa yang mereka inginkan adalah dengan bertanya. Banyak orang tua berpikir
bahwa mereka tahu apa yang anak-anak mereka inginkan, tanpa bertanya terlebih
dahuu. Ada yang mengatakan mereka masih kecil, ada yang mengatakan mereka belum
mengerti apa yang mereka inginkan, dan ada pula yang takut anak-anak mereka
akan dipengaruhi orang lain, tapi sebenarnya keinginan anak-anak Anda adalah
bahan utama dalam keberhasilan hidup mereka, terlepas apakah mereka masih
kecil, bingung, ataupun banyak dipengaruhi.
Tugas
untuk mencari tahu apa yang anak Anda pikirkan dan inginkan akan jauh lebih
mudah ketika mereka masih kecil. Alasannya karena pada usia ini imajinasi
mereka tidak terbatas dan mereka membiarkan diri mereka menginginkan hal-hal
besar secara bebas serta senang mengekspresikan keinginan dan impian mereka.
Ekspresi
diri adalah keterampilan lain yang juga penting, yang menunjukkan bahwa
anak-anak (atau siapapun) berhak untuk bahagia dan sukses. Kebalikan dari
ekspresi diri adalah frustrasi, dan memotivasi anak yang frustrasi adalah salah
satu tugas paling menantang bagi orang tua, bahkan akan terasa sulit dan berat
pada kelompok usia anak tertentu.
Sebagian
anak memang ada yang bisa leluasa mengatakan apa yang diinginkannya. Akan
tetapi sebagian besarnya merasa tidak yakin, bingung, dan mereka lebih nyaman
mengatakannya hanya ketika ditanya orang tuanya.
Pada
sebagian besar kasus, memang sering terjadi pertentangan antara apa yang
diinginkan anak dengan keinginan orang tua. Manakala pertentangan ini terjadi,
tentu solusi terbaiknya adalah dengan mendiskusikannya sehingga hal itu tidak
menjadi permasalahan yang berlarut-larut yang boleh jadi akan mengganggu
hubungan orang tua-anak. Namun bagaimanapun, orang tua yang bijak tentu akan
lebih mengedapankan keinginan anaknya selama hal itu baik dan positif dari
berbagai segi. Dan di sisi lain, anak-anak yang telah cukup mampu memahami,
tentu bisa saja lebih menuruti keinginan orang tuanya daripada memaksakan
kehendak dirinya.
Setelah
adanya kesepahaman ini, barulah motivasi dari orang tua akan memberi pengaruh
dan berguna. Tanpa adanya titik temu dari kedua belah pihak, tentu motivasi
apapun yang diberikan tidak akan memberikan hasil yang optimal, bahkan tidak
berpengaruh sama sekali.
memelihara
dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapatmenumbuhkan
semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena
didorong motivasi.Selama ini kebanyakan motivasi belajar akuntansi siswa kelas
XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten kurang, hal ini dapat dilihat dari
kurangnya perhatian siswa dalammenerima pelajaran akuntansi di kelas. Selain
itu masih ada siswa yang terlambatmengerjakan
tugas, tidak memiliki kelengkapan belajar akuntansi misalnya:
kalkulator, penggaris.Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa,
unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru
sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuansekaligus pendidik yang mengajarkan
nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran
tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan danwawasan yang luas
yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalammenyampaikan
materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelasatau siswa
sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.Dengan
variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa
(Slameto,2003:96)Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang
dipergunakan dalammenyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Mata
pelajaran akuntansiadalah mata pelajaran yang membutuhkan kasabaran,
kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya
menyampaikan materi secara lisan atau ceramah sajatetapi harus memilih metode
yang dapat melatih siswa belajar, misalnya dengan diskusi, praktek
komputer akuntansi, memperbanyak latihan mengerjakan soal. Selama ini guru
didalam menyampaikan materi pelajaran akuntansi dengan ceramah secara lisan
dandengan menjelaskan materi di papan tulis.Selain faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan.Lingkungan
merupakan suatu komponen sistemyang ikut menentukan keberhasilan proses
pendidikan.Dalam penelitian ini kondisilingkungan sekolah dan keluarga menjadi
perhatian karena faktor ini sangat dekat dengankehidupan sehari-hari siswa yang
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolahadalah wahana kegiatan dan
proses pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilaikehidupan ditumbuhkan dan
dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahanayang sangat dominan bagi
pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasiseorang siswa (Tu’u,
2004:18)Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar
mengajar.Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Karanganom yang letaknya sangat dekat
dengan jalan raya menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar agak
terganggu selain itu buku pelajaran akuntansi yang tersedia di
perpustakaan yang digunakan dalam pelajarankurang lengkap.Selain lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga juga berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan
kesempatan bagi anak
untuk
berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga.Perjumpaan dan interaksi
tersebutsangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang
(Tu’u,2004:16).Seiring dengan perkembangan jaman, dalam kenyataannya tidak
terasa telah terdapat pergeseran fungsi dan peranan orang tua terhadap
pendidikan anaknya. Kebanyakan paraorang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan
anaknya pada sekolah. Padahalseharusnya orang tua memberikan perhatian dan
semangat belajar yang lebih, karenawaktu di rumah lebih banyak daripada di
sekolah.Mata Pelajaran Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
dikuasai olehsiswa jurusan IS. Penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi dapat dilihat darikemampuan dalam melakukan pembukuan. Sekolah
Menengah Atas Negeri 1Karanganom Klaten mempunyai harapan siswa jurusan Ilmu
Sosial (IS) mampumenguasai mata pelajaran akuntansi tetapi yang menjadi kendala
adalah mata pelajaranakuntansi dianggap sulit oleh siswa. Mata pelajaran Akuntansi
yang diajarkan di SMAmasih bersifat dasar yaitu siklus Akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran,
serta penyusunan laporan keuangan baik didalam perusahaan jasa, dagang maupun
koperasi.Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Karanganom
Klatenmenunjukkan bahwa nilai-nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran
akuntansi belummencapai hasil yang maksimal. Dari 159 siswa sebanyak 90 siswa
tuntas dalam belajar dan masih
ada 69 siswa belum tuntas.Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
yangditetapkan di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten untuk mata pelajaran akuntansi
yaitu68.Dari kenyataan tersebut dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa
belum cukupoptimal. Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar .Faktor-faktor yng mempengaruhi prestasi
belajar siswa dapat berasal dari dalamdiri siswa antara lain motivasi belajar,
sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapatmempengaruhi prestasi belajar siswa
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran danfaktor lingkungan.Yang
termasuk lingkungan dalam penelitian ini adalah lingkungansekolah dan
lingkungan keluarga. Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi, Metode
Pembelajaran, danLingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa
Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Karanganom Klaten”1.2 Rumusan
MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimanakah motivasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten?2. Bagaimanakah
metode pembelajaran yang digunakan guru akuntansi dalam pembelajaran pada
siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten?3. Bagaimanakah kondisi
lingkungan sekolah siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten?4.
Bagaimanakah kondisi lingkungan keluarga siswa kelas XI IS SMA Negeri 1
Karanganom
Klaten?5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar, metode
pembelajaran,lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar akuntansi padasiswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom Klaten?1.3
Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:1. Untuk mengetahui motivasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA
Negeri 1Karanganom Klaten.2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang
digunakan guru dalam pembelajaranakuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1
Karanganom Klaten.3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah siswa kelas XI
IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten.4. Untuk mengetahui kondisi lingkungan
keluarga siswa kelas XI IS SMA Negeri 1Karanganom Klaten.5. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar,metode
pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Karanganom
Klaten.1.4 Manfaat PenelitianManfaat yang diharapakan oleh peneliti dari
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :1.4.1 Manfaat teoritisa.
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang
diteliti b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang
diterima dibangkukuliah1.4.2 Manfaat praktisa. Bagi siswa dapat menumbuhkan
motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaranakuntansi b. Bagi
sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik c.
Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang
tepatsehingga dapat membangkitkan motivasi belajar akuntansi siswanyad. Bagi
orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan dukungan danmotivasi
terhadap pendidikan anak
Minggu, 06 Januari 2013
12 - 01 - 2013 21th
Tuhan aku berharap kado ulang tahun terindah dari mu Tahun ini...
Seseorang special yang mampu menyanyangiku dengan kasih mu...
Tak perlu terlalu ganteng, ntr banyak di taksir org jd selingkuh dia,,hehehee
Tak perlu terlalu kaya , ntr jadi kaya monyet dia, hehehee
Tak perlu terlalu pintar, ntr dia trus blng aku ngoblokkkkkkkkkkkkk, hehehe
Tapi dia harus jadi luar biasa buat keluarganya dan tentunya buat saaayaaaaaa...
Trimakasih Tuhan..
Amin...
:)
Jumat, 04 Januari 2013
SINOPSIS PENELITIAN III
HUBUNGAN
MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA
POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT SISWA SMP TUNAS BARU KELAS VII
I.
LATAR
BELAKANG
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran
dasar pada setiap jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting dan
merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu
studi ataupun pemecahan masalah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah usaha untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa banyak mengalami kendala dan hambatan.
Lebih- lebih pada mata pelajaran matematika yang menuntut begitu banyak
pencapaian konsep sehingga mengakibatkan motivasi belajar kurang baik. Motivasi
belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu kemampuan yang berasal dari siswa,yang meliputi
kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan emosi. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Diantara ketiga lingkungan itu yang paling berpengaruh adalah lingkungan
sekolah seperti guru, sarana belajar dan teman- teman sekelas.
Guru merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa.
Sehingga dalam memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan
mengoptimalkan pembelajaran. Masalah yang sering dihadapi siswa disekolah masalah
kepribadian guru dan kompetensi, kecakapan mengajar, yang antara lain
mencakup ketepatan pemilihan metode pendekatan, motivasi, improvisasi, serta
evaluasi sehingga sampai saat ini mash terdapat banyak kesulitan yang dihadapi
siswa dalam belajar matematika. Orang tua juga harus mampu menciptakan kondisi
dan menyediakan sarana yang menunjang disiplin belajar anak dirumah agar si
anak mau mengulang kembali pelajaran dirumah.
II.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah
hubungan Motivasi belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII terhadap prestasi
belajar matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
2. Adakah
hubungan Disiplin belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII Terhadap prestasi
belajar Matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
3.
Adakah hubungan Motivasi belajar
dan Disiplin Belajar siswa SMP TUNAS BARU Kelas VII terhadap prestasi belajar
matematika pokok bahasan persamaan kuadrat?
III.
TUJUAN
DAN MANFAAT PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari hasil peneitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan
hubungan antara guru dan siswa, orang tua dan siswa melalui Motivasi belajar
yang akan diberikan.
2. Menciptakan
Disiplin belajar yang baik bagi siswa khususnya pada mata pelajaran matematika
dan secara umum untuk semua mata pelajaran.
Dan
adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
teoritis
Mampu memberikan sumbangsi terhadap
proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar matematika
secara umum.
3. Manfaat Praktis
Memberi sumbangan bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika melalui Motivasi Belajar Siswa dan disiplin
belajar siswa dan memberi masukan bagi siswa bahwa dengan memiliki disiplin
belajar yang baik maka mereka akan mampu
mencapai prestasi yang baik pula.
IV.
TINJAUAN/
KAJIAN PUSTAKA
1.
Motivasi
Belajar
Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan, dan ada tiga unsure yang saling berkaitan
didalam pembentukan motivasi yaitu : 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan
energy dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective
arousal, 3) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan
Pada saat seperti ini peranan orang tua sebagai pendidik utama siswa dirumah
adalah bagaimana cara orang tua untuk memotivasi displin belajar anaknya dengan
baik.
2.
Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah predis
posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib,
dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang
berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan
tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Agus, 1987). Jika dimengerti
tentang disiplin tersebut menyebabkan orang menjadi tertekan, beku tidak
mempunyai insiatif, dan menimbulkan efek yang negatif, bagi perkembangan jiwa
anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa disiplin belajar sebagai suatu proses
dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan,
seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti
dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Degunarso (1986). Proses disiplin
belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar. Disiplin
belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau
berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan.
3. Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar
Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah,
menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas
menerangkan sebagai berikut:
(a) Menerapkan pengetahuan dan
pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain.
(b) Mengerti dan segera menurut
untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan.
(c)
Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik
(d)
Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam
oleh hukuman
e.
Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi,
1985). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan
kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang
berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak
bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.
4. Prestasi Belajar
Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa “prestasi
belajar adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang
setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri
seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi
belajarnya”. Sedangkan menurut Nurkencana (dalam Ade Sanjaya, 2011), “prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata
pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar”.
V.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Ex Post Fakto dan jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang
melalui data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan
sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini diarahkan
untuk menguji hubungan antara tiga variabel yaitu dua variabel bebas (indenpenden) dan satu variabel terikat (dependen), presepsi keterampilan guru
mengajar (X1) dan disiplin belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y).
VI.
BUKU REFERENSI
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung:
Alfabeta
Lubis Shayron.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press
Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono.2008.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Tanggerang: Scientific Press
http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/30/prestasi-belajar/
3. Fungsi dan Tujuan Disiplin Belajar
Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut:
Kamis, 03 Januari 2013
SINOPSIS PROPOSAL PENELITIAN II
Judul :
Keterampilan Guru Mengajar dan Disiplin Belajar Matematika
Siswa.
A. Latar
Belakang Masalah
Sebagai seorang guru
professional dituntut harus memiliki keterampilan dasar mengajar seperti
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan menggunkan media
dan alat pembelajaran, keterampilan menyusun skenario pembelajaran,
keterampilan mengadakan variasi belajar, keterampilan membimbing diskusi,
keterampilan mengelolah kelas, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengevaluasi
pembelajaran. Selain keterampilan mengajar seorang guru, kedisiplinan belajar
dari seorang siswa juga dituntut supaya konsep sederhana yang telah didapat
dari sebuah proses pembelajaran dapat dikembangkan dan lebih disempurnakan lagi. Keadaan yang
sering terjadi siswa cenderung malas untuk mengulang pelajarannya dirumah apa
lagi untuk mempelajari materi selanjutnya yang akan dibahas.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat dinyatakan rumusan masalahnya, yaitu:
1.
Apakah keterampilan
guru mengajar itu sangat urnget dalam dunia pendidikan?
2.
Apakah disiplin belajar merupakan suatu tolak ukur
keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah :
Untuk membuktikan apakah keterampilan guru mengajar dan disiplin
belajar memiliki peranan penting untuk mencapai pengertian pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam
pasal 1 UU nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
:
1.
Bagi Guru
Mengingatkan
kembali bahwa perlunya seorang guru professional memiliki keterampilan dasar
mengajar secara utuh untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.
2.
Bagi Siswa
Mengenali
karakteristik seorang guru professional dan memiliki jiwa pendidik sekaligus
pengajar serta mengajarkan siswa untuk menanamkan disiplin belajar yang baik
agar dapat mencapai semua tujuan pembelajaran.
3.
Bagi Orang Tua
Mengingatkan
kembali bahwa tanggung jawab mendidik dan mengajar siswa itu yang utama sekali
terletak pada orang tua, dan sukses atau tidaknya seorang siswa dalam proses
pembelajaran tergantung disiplin belajar yang diterapkan oleh orang tua dirumah
serta motivasi yang telah dilakukan orang tua untuk anaknya.
4.
Bagi Masyarakat
Menambah
pengetahuan mengenai masalah yang sering terjadi di dunia pendidikan yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa.
5.
Bagi Penulis
Menambah
pengetahuan sekaligus mengingatkan kembali tanggung jawab dan keterampilan
dasar yang harus dimiliki peneliti jika ingin menjadi guru professional.
E. Materi dan
Metodologi Penelitian:
1.
Materi Penelitian
a. Keterampilan
Guru Mengajar
Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono
(2008:449) mengemukakan bahwa “
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas’’.
Dan
Burton William cit Usman, Moh User (2006:21) mengemukakan bahwa, ‘’Mengajar
adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar’’..
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru mengajar adalah kecakapan seorang
guru dalam membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Usman,
User Moh (2006:74) mengemukakan bahwa ada beberapa keterampilan - keterampilan
mengajar (teaching skills) yang harus
dimiliki seorang guru professional yang dapat dilatihan melalui micro - theaching
yang dipelajari waktu kuliah untuk bekal mengajar baik di TK, SD, SMP, SMA yaitu
:
1.
Keterampilan
bertanya (questioning skllis)
2.
Keterampilan
memberi penguatan (reinforcement skills)
3.
Keterampilan
mengadakan variasi (variation skills)
4.
Keterampilan
menjelaskan (explaning skills)
5.
Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure)
6.
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
7.
Keterampilan
mengelolah kelas
8.
Keterampilan mengajar
perorangan
b. Disiplin
Belajar
Disiplin belajar bagi peserta didik
adalah hal yang paling sulit untuk dipahami karena merupakan hal yang kompleks
dan banyak kaitannya yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan prilaku.
Ekosiswoyo
dan Rachman (2000:97), disiplin hakikatnya
adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan
sikap ketaatan, kepatuhan yang di dukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas
dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Slameto
(2003:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah suatu sikap dan perbuatan siswa
dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan
yang ada di lingkungan sekolah maupun dirumah.
Menurut
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:15) disiplin dapat terjadi dengan
beberapa cara yaitu :
a.
Disiplin tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan
diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi ataupun ganjaran dan hukuman.
b.
Dalam membentuk
disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar sehingga mampu
mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diingikannya.
c.
Disiplin
seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya, terutama lingkungan sosialnya. Oleh karena itu pembentukan
disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar.
Menurut
Ekosiswoyo dan Rachman (2000:100-105) ada beberapa faktor yang dapat mengganggu
terpeliharanya disiplin yaitu:
a.
Tipe
kepemimpinan guru yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa
memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa
menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya.
b.
Sikap guru yang
membiarkan siswa berbuat salah dan lebih mementingkan mata pelajaran dari pada
siswanya.
c.
Lingkungan sekolah
seperti hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah, pergantian pelajaran,
pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang
cermat, suasana yang gaduh, dll
d.
Lingkungan rumah
atau keluarga seperti kurang perhatian orang tua, ketidak teraturan,
pertengkaran, tekanan, dan sibuk dengan urusan masing-masing.
e.
Lingkungan atau
situasi tempat tinggal seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan
lingkungan minuman keras.
Sfochah Sulistyowati (2001:3)
menyebutkan agar seorang siswa dapat belajar dengan baik dia harus bersikap
disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut:
a.
Disiplin dalam
menepati jadwal belajar
b.
Disiplin dalam
mengatasi semua godaan yang akan menunda waktu belajar
c.
Disiplin
terhadap diri sendiri untuk menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik
disekolah seperti menati tata tertib maupun dirumah seperti teratur dalam
belajar
d.
Disiplin dalam
menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur
dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
e.
2. Metodologi
Penelitian dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
metode Ex Post Fakto dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
korelatif. Penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang melalui
data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan
sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini diarahkan
untuk menguji hubungan antara tiga
variabel yaitu satu variabel
bebas (indenpenden) dan satu variabel
terikat (dependen) keterampilan guru
mengajar (X1)
dengan disiplin belajar (Y1).
DAFTAR PUSTAKA
Lubis Shayron.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press
Ricky Mudjiono dan Dicky Prihermono.2008.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Tanggerang: Scientific Press
NIDN:
Langganan:
Postingan (Atom)